Permudah Kuliah, Uniga Malang Siapkan Sederet Program Beasiswa

MALANG - Keinginan masuk kuliah kerap kali tak sejalan dengan dukungan finansial ketika menghadapi lulus sekolah menengah atas (SMA). Karenanya, sebagai kampus unggul dan berkarakter Universitas Gajayana (Uniga) Malang menyediakan berbagai program beasiswa untuk mewujudkan keinginan anak menjadi sarjana.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor I Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Uniga  Dr. Djuni Farhan SE.,MSi saat dihubungi, Rabu (10/03/2021).

"Seperti arahan Bu Rektor Uniga, Prof Dr Dyah Sawitri, SE ,MM, kita ingin jadi kampus yang terdepan dan berkarakter, disamping mencerdaskan kehidupan bangsa juga sosial. Bahwa kami memperhatikan calon mahasiswa yang tidak mmapu secara ekonomoi tapi punya keinginan kuat untuk kuliah," ujarnya.

Total, ada 4 beasiswa yang diberikan dengan masing-masing keunggulan dan kategori yang berbeda. Yakni, program beasiswa Yayasan Uniga, Bidik Misi, KIP Kuliah hingga Online Scholarship Competition (OSC).

"Beasiswa OSC ini merupakan kompetisi beasiswa online sudah berjalan 4 tahun sejak tahun 2017 untuk menciptakan lulusan yang unggul dan berkualitas sesuai perkembangan zaman dan teknologi," kata Djuni.

Tak hanya itu, Uniga juga kembali melanjutkan program beasiswa Ikatan Keluarga Alumni Uniga yang sempat vakum.

"Beasiswa dari alumni baru tahun ini akan kita mulai lagi karena beberapa tahun lalu vakum. Targetnya kita bisa launching di semester ini untuk tahun ajaran 2021/2022. Meskipum belum matang tapi ide besarnya sudah siap dan segera kita rilis," tambah Djuni.

Dibukanya kembali beasiswa alumni ini, selain untuk menunjang pendidikan juga sebagai bentuk pengabdian dan kepedulian Ikatan Keluarga Uniga di era COVID-19.

"Ini akan jadi keberkahan bagi kampus dan alumni. Sebab, nanti alumni akan mengumpulkan dana untuk bisa mebiayai anak-anak yang berkeinginan kuliah," terangnya.

Djuni menambahkan dukungan yang diberikan Uniga kepada mahasiswa agar tetap dapat menjalani kuliah di masa pandemi ini sungguh luar biasa.

Di luar banyaknya beasiswa tersebut, Uniga bahkan berhasil membantu sebanyak 251 mahasiswa untuk mendapatkan bantuan UKT/SPP dari Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Selain ada Beasiswa KIP, kita juga bantu mahasiswa untuk dapat bantuan UKT dari pemerintah. Ada sekitar 251 yang dapat di dunia semester ini," tandasnya

Diketahui, saat ini Uniga tengah membuka pendaftaran mahasiswa baru 2021. Adapun jadwal gelombang pertama, buka pada bulan Januari sampai akhir Maret 2021. Gelombang kedua April - Juni 2021. Sedangkan, gelombang ketiga Juli - Oktober.

Pendaftaran mahasiswa baru dilakukan secara online, terkait dengan syarat dan ketentuan dapat dilihat melalui laman unigamalang.ac.id. atau admisi.unigamalang.ac.id. Jangan sampai kelewat ya!

Bantuan Pemkot Ringankan Beban Mahasiswa Universitas Gajayana Malang

 

Salah satu mahasiswi Prodi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya, Universitas Gajayana (UNIGA) Malang merasa senang mendapat bantuan dana dari Pemkot Malang. Bantuan tersebut diberikan langsung oleh Rektor UNIGA Prof. Dr. Dyah Sawitri SE. MM, Selasa (4/8) siang kemarin di gedung rektorat bersama sepuluh mahasiswa lainnya sebagai perwakilan. Total yang mendapat bantuan dari Pemkot Malang sebanyak 104 mahasiswa.

“Senang sekali, setidaknya ini membantu meringankan beban orang tua untuk kebutuhan sehari-hari disini,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Yuanita Kristanto, mahasiswi semester III, Prodi Sistem Informasi ini mengaku kembali mendapat kejutan yang menggembirakan. Beberapa waktu lalu kampus UNIGA telah membagikan bantuan untuk meringankan biaya kuliahnya. Kali ini dengan difasilitasi UNIGA, ia juga mendapat bantuan dari Pemkot Malang.

“Ini buat tambahan biaya kuliah karena sekarang daring, jadi butuh kuota internet yang banyak,” ucap mahasiswi asal Papua ini.

Sementara itu, Rektor Uniga Prof. Dr. Dyah Sawitri SE. MM menyampaikan rasa syukur atas perhatian Pemkot Malang kepada mahasiswanya. Bantuan tersebut dinilainya sangat berarti terlebih di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.

“Kami sampaikan terima kasih kepada Pemkot Malang atas kerjasama dan perhatiannya kepada mahasiswa kampus  swasta,” ungkapnya.

Bantuan tersebut diberikan kepada mahasiswa aktif, khususnya mereka yang berasal dari luar Kota Malang. Setiap mahasiswa mendapat bantuan Rp 200 ribu. Jumlah tersebut sudah cukup sebagai tanda kepedulian dan perhatian pemerintah kepada mahasiswa.

“Bagi kami ini sesuatu yang berharga. Bukan nilai uangnya tapi rasa kasih sayangnya,” kata dia.

Bantuan dari Pemkot Malang kali ini melalui Aptisi Wilayah IV untuk mahasiswa yang terdampak. Untuk mendapatkan bantuan tersebut, mahasiswa harus mengumpulkan beberapa syarat. Diantaranya KTP, KTM, surat pernyataan dari RT/RW daerah asal, pernyataan dari rektor dan mahasiswa sendiri.

“Surat dari RT/RW menyatakan bahwa mahasiswa tersebut tidak pulang ke daerah asalnya. Sedangkan surat dari rektor menyatakan bahwa yang bersangkutan mahasiswa aktif,” paparnya.

Menurut Dyah, bantuan dari Pemkot Malang tersebut mempunyai nilai tambah. Mahasiswa luar kota yang tinggal di Kota Malang merasa diperhatikan di tengah kondisi sulit.

Sebelumnya pemerintah juga memberikan bantuan untuk ratusan mahasiswa UNIGA. Yakni bantuan untuk biaya Ujian Kenaikan Tingkat, masing-masing mahasiswa mendapat Rp 2,4 juta.

“Program ini juga sangat membantu mahasiswa. Ditambah lagi beasiswa penuh dalam program KIP untuk seratus mahasiswa baru UNIGA yang tidak mampu,” imbuhnya.

Dyah berharap masyarakat tidak kecil hati untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke jenjang perguruan tinggi. Sebagai salah satu kampus besar di Kota Malang, UNIGA selalu siap membantu bagi mereka yang kesulitan dalam bidang finansial. Sejauh ini UNIGA tetap bersinergi dengan pemerintah untuk selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat.

“Jangan sampai karena biaya lalu tidak melanjutkan pendidikan anak-anaknya. UNIGA sebagai mitra pemerintah mengajak masyarakat mendapat pendidikan yang layak hingga perguruan tinggi. Yang mau kuliah silangkan ke kami, nanti kami bantu dengan informasi yang telah tercantum di web kami,” terang Ketua Aptisi Wilayah IV ini.

Dyah menambahkan pemerintah selama ini selalu terbuka dan memberikan bantuan untuk pelaksanaan Program Tri Dharma Perguruan Tinggi.  Khususnya untuk PTS baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sehingga di masa pandemi pun tugas  Tri Dharma Perguruan Tinggi tetap berjalan dengan baik. (imm/adv/jon)

Mahasiswa Papua di Uniga Rajin Cetak Prestasi

 Universitas Gajayana (Uniga) Malang tahun ini memiliki 26 mahasiswa asal Papua. Para mahasiswa dari Bhumi Cendrawasih tersebut tak kalah dengan mahasiswa dari daerah lainnya, produktif mencetak prestasi di sela-sela kegiatan akademik.
 
Rektor Uniga Malang, Dyah Sawitri mengatakan, mahasiswa Papua sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan kampus. Salah satunya untuk menjadi petugas pengibar bendera saat upacara 17 Agustus.
 
"Kemarin waktu upacara 17 Agustus itu, dua pengibar benderanya dari mahasiswa Papua," katanya saat ditemui Medcom.id, Rabu, 21 Agustus 2019.

Keduanya mahasiswa tersebut yakni Lukas Oagay dan Roni Marian. Kedua mahasiswa yang tergabung dalam Resimen Mahasiswa (Menwa) Uniga itu sama-sama berasal dari Kabupaten Jayawijaya, Papua.

"Upacara 17 Agustus ini diikuti oleh seluruh sivitas akademika Uniga. Mulai dari pegawai, dosen dan mahasiswa," ujarnya.
 
Dyah menambahkan, para mahasiswa Papua di kampusnya juga aktif mengikuti organisasi. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang sering diikuti mahasiswa Papua antara lain Menwa, Futsal, Pecinta alam, Korps sukarela, dan musik.
 
Bahkan Uniga juga memiliki seorang mahasiswi asal Papua yang berprestasi di bidang musik. Dia adalah Yedya Kezia Valentine Suwarso.
 
"Kezia itu bagus suaranya, juga cantik. Sering ikut lomba dan nyanyi di mana-mana. Kalau ada kegiatan kampus ya dia yang selalu mengisi panggung," beber Dyah.

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Malang itu juga mengaku bahwa mahasiswa asal Papua di Uniga sering kali mengadakan kegiatan sosial. Kegiatan tersebut biasanya diadakan langsung di dalam kampus.
 
"Mereka sering pinjam gedung di Uniga untuk kegiatan sosial. Ya selalu kami pinjamkan selama sedang tidak digunakan," tuturnya.
 
Selama ini, mahasiswa Papua tak pernah berbuat ulah di Uniga. Pasalnya, hubungan antarmahasiswa di kampus yang bekerja sama dengan OSC Medcom.id ini selalu berjalan dengan baik.
 
"Mahasiswa Papua baik-baik saja di sini. Rasa hormat mereka itu luar biasa. Mereka juga kreatif juga disiplin dan kami bangga memiliki mereka," pungkasnya


Olah Limbah Plastik, Mahasiswa Uniga Bantu Tingkatkan Perekonomian di Merjosari

 

Limbah plastik berdampak pada pencemaran lingkungan. Namun, dengan kreativitas mahasiswa Universitas Gajayana Malang (Uniga), limbah plastik dapat diolah menjadi berbagai aksesoris dan peralatan rumah tangga. Mahasiswa Uniga tersebut yaitu Wenze Khrysos Havin Purwono, Indah Fatmawati, Nurul Hayati, dan Bagus Dwi Mahendra.

Keempat mahasiswa Uniga memilih Merjosari sebagai tempat memasok bahan limbah plastik. Alasannya, di Merjosari banyak limbah plastik. Daripada dibiarkan, tim mencoba memanfaatkannya.

Pembuatannya juga cukup mudah sehingga bisa diaplikasikan masyarakat sekitar. Pertama, plastik yang dibeli dari pengepul akan dipotong panjang layaknya benang-benang. Kemudian disulam atau dirajut. Untuk membuat dompet proses memakan waktu 1-2 jam. Satu biji dompet diharga Rp 15-20 ribu.

Selain itu, masyarakat sekitar pun merasakan efek positif yang diberikan oleh hasil pengabdian masyarakat yang dimulai sejak April 2017 tersebut. Salah satunya adalah meningkatnya kualitas softskill yang didapat oleh masyarakat Merjosari. Sehingga, masyarakat bisa mendapat penghasilan lebih dari pengolahan limbah ke peralatan rumah tangga.

“Alhamdulillah berkat pengabdian masyarakat yang kami lakukan, pada akhirnya bisa memberikan efek positif yaitu sebagai penambah penghasilan masyarakat,” kata Indah.

Rencananya, tim akan terus melakukan penyuluhan lebih mendalam kepada masyarakat, terutama yang tertarik untuk mendalami pelatihan lebih lanjut.

“Kami ada tanggung jawab untuk memberikan perubahan di masyarakat,” tutupnya.(Der/Yei)

PKKMB Uniga Malang Digelar Daring, Rektor Siap Cetak Generasi Berkarakter


Rektor Universitas Gajayana Malang (Uniga Malang) Prof Dr Dyah Sawitri SE MM menegaskan siap mencetak generasi terdepan dan berkarakter. Itu diungkapkan dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) yang digelar daring.

"Semboyan kami adalah menjadi yang terdepan di bidang ilmu dan para lulusannya lebih berkarakter," tegasnya, Kamis (24/9/2020).

Orientasi kampus kepada mahasiswa baru tahun ini harus dilakukan tanpa tatap muka langsung. Mengingat, kondisi pandemi Covid-19, ditambah pula Kota Malang yang masih status zona merah.


Secara simbolis 13 mahasiswa baru terdiri dari masing-masing prodi diundang secara langsung untuk menerima penyematan mahasiswa baru.

Penyematan jas almamater kepada perwakilan mahasiswa baru tersebut secara resmi menunjukkan penyambutan maba sebagai keluarga besar Uniga Malang.

Mengusung tema Tetap Semangat di Era Pandemi Covid-19, Bersama Uniga Menjadi yang Terdepan dan Berkarakter, Rektor Uniga menjunjung tinggi pengembangan sains dan teknologi yang diimbangi dengan akhlak.


Rektor menyampaikan ucapan hangat selamat datang bagi mahasiswa baru yang resmi bergabung dalam keluarga besar Uniga Malang.

"Selamat datang di kampus Uniga yang luar biasa, terdepan, dan berkarakter. Kami ingin mencetak lulusan yang menguasai sains. Kami juga ingin lulusan Uniga menjadi lulusan yang terdepan dan berkarakter," bebernya.

PKKMB Uniga Malang yang digelar mulai Rabu (23/9/2020) memanfaatkan media YouTube live streaming dan aplikasi Zoom. Mahasiswa Uniga Malang dari seluruh penjuru tanah air mengikuti secara daring. (*)

PELANTIKAN PENGURUS HIMKOMUNIKA PERIODE 2019 - 2020

 

Malang, Jumat (3/5) bertempat di Aula B Universitas Gajayana Malang diadakan acara pelantikan kepengurusan Himkomunika masa jabatan 2019-2020. Sebelumnya Mahasiswa Ilmu Komunikasi telah melakukan pemilihan Ketua Umum pada Kamis malam (26/4) yang dilaksanakan di ruang kelas 213 dengan 4 calon ketua umum yaitu Aef Saefullah, M. Rizaldy Firas, Ewaldo Prana Suwarso dan Kharisma Naufal Saputra, pemilihan ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi. Hasil pemungutan suara menyebutkan bahwa atas nama Ewaldo Prana Suwarso terpilih sebagai ketua umum untuk masa jabatan periode 2019-2020 dengan perolehan suara dan selisih yang lebih tinngi.
Pelantikan yang di hadiri oleh Dekan Fakultas FISB, dosen pengajar Prodi Ilmu Komunikasi, Perwakilan HMJ dan UKM dan mahasiswa Ilmu Komunikasidimulai pukul 09:30 sampai dengan selesai. Acara di buka oleh sambutan Dekan FISB, dilanjutkan sambutan dari Kepala Prodi Ilmu Komunikasi, lalu yang terakhir sambutan dari perwakilan ketua umum periode sebelumnya.
Acara pelantikan berlangsung dengan lancar walaupun masih ada kekurangan. Pada kepengurusan periode ini diharapkan bisa menjalankan tugas dengan baik dan bisa membesarkan nama Himkomunika tidak hanya didalam kampus namun juga diluar lingkungan kampus. (lrs)

Prof.Dr. Dyah Sawitri, SE., MM Kembali Jabat Rektor Universitas Gajayana (Uniga) Malang

 

Malang kini telah memiliki dua perempuan yang menjabat sebagai Rektor Perguruan Tinggi. Salah satunya Prof.Dr. Dyah Sawitri, SE., MM yang kini melanjutkan jabatannya sebagai rektor Universitas Gajayana (UNIGA) Malang.

Ini merupakan periode kedua Ibu Dyah menjabat sebagai Rektor Universitas Gajayana (UNIGA) Malang. Menanggapi hal ini, Dyah percaya diri mengatakan bahwa kaum wanita itu juga bisa menjadi seorang pemimpin. Wanita juga memiliiki karakter bagaimana untuk mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan yang diemban suatu institusi Perguruan Tinggi.

Rektor kampus yang berdiri sejak 20 Mei 1980 ini  mengungkapkan bahwa dalam menyelesaikan masalah seorang wanita menyelesaikan dengan cara yang lebih cantik. Bukannya sesuka hati, namun dengan prinsip kekeluargaan. Solusinya harus baik, sehingga semua dapat mendapatkan value dari situ.

Kampus yang memiliki semboyan WE GIVE THE BEST ini berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Gajayana Malang. Dyah berharap lulusan UNIGA dapat mengaplikasikan ilmunya tidak hanya dari segi knowledge dan skill namun juga karakter yang dibangun Universitas Gajayana Malang.

Universitas Gajayana telah meluluskan lebih dari 11.000 Alumni yang terdiri dari Sarjana (S-1), Program Pascasarjana (S-2) dan program profesi Akuntansi (PPA).

Program pertama yang diusulkan oleh Bu Dyah ini dilandaskan pada aturan penting dalam sebuah Universitas yaitu mengupayakan untuk mempunyai dosen yang kompeten dan mempunyai jabatan fungsional karena hal tersebut merupakan kebutuhan organisasi.

Sejauh ini UNIGA tidak mengubah program karena pakem SNDikti No. 50 tahun 2018 dan KKNI No.8 tahun 2012 yang menekankan secara jelas bahwa prinsip pendidikan berlandaskan atas asas Tri Darma Perguruan Tinggi.

Seorang dosen harus melakukan penelitian, pendidikan dan pengabdian serta dosen yang profesional harus memiliki jabatan yang fungsional. Mengacu pada kedua faktor ini, UNIGA berupaya meningkatkan dan menguatkan sumber daya yang dimiliki.

Berbeda dengan lima tahun sebelumnya, pihak universitas juga akan lebih berinvestasi dalam science and technology. Sehingga seluruh civitas akademik UNIGA dapat menerapkan proses pembelajaran berbasis IT.

Nantinya mahasiswa pun akan lebih ramah teknologi, ramah informasi sehingga terbiasa dalam kehidupannya sehari-hari berhadapan dengan hal semacam itu.

Menurut Dyah, era saat ini memang modern, namun masih perlu diimbangi dengan attitude (sikap) atau karakter.

“Karakter seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia mengucap salam, menyapa, ramah senyum, sopan santun dan jujur. Karakter merupakan manifestasi nyata pendidikan SNDikti dan KKNI yang didalamnya menjunjung tinggi sopan santun dan kejujuran. Pendidikan karakter inilah yang hendak ditonjolkan UNIGA,” ungkapnya saat ditemui oleh tim infokampus.news.  (Nik/Rfl)